Paus Leo XIII dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak pekerja selama masa Revolusi Industri. Dalam ensikliknya yang terkenal, Rerum Novarum, Leo XIII menegaskan pentingnya keadilan sosial dan perlindungan hak-hak pekerja. Dokumen ini menjadi landasan bagi banyak pergerakan buruh dan membantu membentuk pandangan gereja mengenai dunia kerja. Kini, di tengah kemajuan pesat teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), warisan pemikiran Leo XIII kembali relevan, karena tantangan baru muncul bagi para pekerja di seluruh dunia.
Dalam pidato pertamanya di hadapan kardinal, Paus Leo XIV menyinggung soal kecerdasan buatan dan tantangan yang dihadapi oleh pekerja dalam dunia yang semakin tergantung pada teknologi ini. AI menawarkan berbagai keuntungan, seperti efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Namun, di sisi lain, implementasi teknologi ini juga memunculkan kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan dan ketidakpastian di kalangan pekerja. Paus Leo XIV menyadari bahwa perubahan cepat ini membutuhkan perhatian serius untuk memastikan bahwa hak-hak pekerja tetap terjaga.
Salah satu poin kunci yang disampaikan oleh Paus Leo XIV adalah perlunya kesadaran dan tanggung jawab moral dalam mengadopsi teknologi baru. Ia menekankan bahwa meskipun teknologi dapat membawa kebaikan, pengabaian terhadap dampaknya terhadap kondisi kerja dapat menimbulkan ketidakadilan sosial. Dalam konteks ini, Paus Leo XIV mengajak semua pihak, termasuk pengusaha, pemerintah, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan manusiawi.