Hasilnya cukup menggembirakan. DART dinyatakan berhasil, dan memberikan harapan bahwa di masa mendatang, teknologi serupa bisa digunakan untuk menyelamatkan planet dari potensi tabrakan asteroid besar.
Namun, dengan adanya pemotongan anggaran yang signifikan, masa depan misi semacam ini menjadi tidak pasti. Administrator Direktorat Misi Sains NASA, Nicola Fox, mengatakan bahwa saat ini tidak ada ancaman asteroid besar dalam 100 tahun ke depan yang telah teridentifikasi. Meski demikian, ia menekankan bahwa masih banyak objek langit yang belum ditemukan, dan upaya deteksi dini sangat penting untuk keselamatan umat manusia.
"Prioritas utama program pertahanan planet NASA adalah menemukan asteroid yang berpotensi membahayakan," tegas Fox.
Amy Mainzer, kepala ilmuwan untuk misi NEO Surveyor, juga mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, investasi besar telah ditanamkan untuk melatih ilmuwan agar siap memimpin misi penting ini. Ia menekankan bahwa memahami sains dan teknologi di balik misi tersebut bukan hal instan—dibutuhkan waktu dan komitmen jangka panjang agar misi berjalan dengan benar dan efektif.
“Kita tidak bisa membalikkan hasil dari pemangkasan dana begitu saja. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kemampuan ilmuwan dan teknologi yang kita punya saat ini,” kata Mainzer.
Dampak dari pemangkasan anggaran ini tidak hanya menyentuh aspek ilmiah, namun juga bisa memengaruhi sektor lainnya. Misalnya, Fox menjelaskan bahwa jika Pusat Penelitian Ames milik NASA ditutup karena keterbatasan dana, maka negara akan kehilangan salah satu lembaga yang memberikan rekomendasi ahli kepada Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA). Padahal, lembaga tersebut berperan penting dalam menyusun strategi penyelamatan manusia dalam kondisi bencana, termasuk yang bersumber dari luar angkasa.