Meta Platforms Inc., perusahaan raksasa teknologi yang menaungi Facebook, kembali berada di tengah pusaran hukum besar. Pada Senin, 14 April 2025, Meta menghadapi persidangan penting di Washington, D.C., Amerika Serikat. Persidangan ini menjadi perhatian dunia karena mengancam kelangsungan kepemilikan Meta terhadap dua platform populernya, Instagram dan WhatsApp.
Kedua aplikasi ini diakuisisi oleh Meta lebih dari 10 tahun lalu. Saat itu, langkah ini dianggap sebagai strategi ekspansi wajar dari Facebook. Namun, kini Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) menganggap akuisisi tersebut sebagai upaya untuk memonopoli pasar media sosial, dengan cara menyingkirkan para pesaing utama Facebook.
Menurut laporan dari Reuters, FTC mendorong agar Meta melakukan restrukturisasi bisnis secara besar-besaran. Salah satu opsinya adalah Meta harus melepas kepemilikan atas Instagram dan WhatsApp sebagai bagian dari upaya menciptakan kembali persaingan yang sehat di industri media sosial.
Zuckerberg Dipanggil ke Meja Hijau
Mark Zuckerberg, CEO dan pendiri Meta, dijadwalkan hadir sebagai saksi dalam persidangan ini. Ia akan menghadapi serangkaian pertanyaan sulit, termasuk soal isi email lamanya yang dikaitkan dengan niat Meta membeli Instagram demi menghapus pesaing dari peta industri.
Selain itu, Zuckerberg juga kemungkinan besar akan dihadapkan pada pernyataan masa lalu yang mengindikasikan kekhawatiran Meta terhadap pertumbuhan WhatsApp. FTC akan mencoba menunjukkan bahwa langkah akuisisi bukan semata-mata demi inovasi, melainkan strategi untuk mempertahankan dominasi secara tidak sehat.
Meta: "Dunia Sudah Berubah"
Menanggapi tuduhan FTC, Meta menyampaikan bahwa pernyataan-pernyataan lama Zuckerberg kini sudah tidak lagi relevan. Menurut mereka, pasar media sosial saat ini jauh lebih kompetitif dibanding satu dekade lalu. TikTok dari Tiongkok, YouTube dari Google, serta iMessage dari Apple menjadi pemain besar yang justru menantang dominasi Facebook.