Selain Onel de Guzman, seorang programmer lain asal Filipina bernama Reonel Ramones juga sempat diselidiki. Namun, keduanya tidak bisa dijerat hukum karena pada saat itu Filipina belum memiliki undang-undang yang mengatur kejahatan siber atau pembuatan malware. Kasus ini akhirnya mendorong pemerintah Filipina untuk menerbitkan Undang-Undang E-Commerce pada Juli 2000, sebagai langkah awal menangani kejahatan digital.
Mekanisme Penyebaran dan Dampak Kerusakan
Dilansir dari Control Engineering, virus ILOVEYOU menyebar melalui e-mail dengan judul "ILOVEYOU" dan lampiran bernama "LOVE-LETTER-FOR-YOU.TXT.vbs". Banyak orang tertipu karena ekstensi file .vbs yang berbahaya tampak seperti file teks biasa .txt, terutama pada komputer Windows yang saat itu menyembunyikan ekstensi file secara default. Ini membuat file tersebut terlihat tidak mencurigakan.
Begitu lampiran dibuka, virus langsung menjalankan perintah berbahaya yang ditulis dalam bahasa pemrograman Visual Basic. Aksi virus ini meliputi:
- Menimpa file penting seperti dokumen, foto, dan file sistem, sehingga menyebabkan kehilangan data dan kerusakan komputer.
- Menyebarkan dirinya secara otomatis ke semua kontak di buku alamat e-mail Microsoft Outlook korban, yang menjadi kunci penyebarannya yang sangat cepat dan luas.
- Mencoba mencuri kata sandi dan mengunduh malware tambahan dari internet.
Dalam waktu hanya 10 hari, diperkirakan 45 hingga 50 juta komputer di seluruh dunia terinfeksi virus ini, yaitu sekitar 10 persen dari seluruh komputer yang terhubung ke internet saat itu. Virus ini menyebabkan gangguan besar. Lembaga penting seperti Pentagon, CIA, Parlemen Inggris, dan berbagai perusahaan besar terpaksa menonaktifkan sistem e-mail mereka demi mencegah penyebaran lebih lanjut. Kerugian yang ditimbulkan sangat besar, diperkirakan mencapai 10 hingga 15 miliar dolar AS, termasuk biaya pemulihan data, kehilangan produktivitas, dan kerusakan sistem.