Ancaman keamanan siber kembali menjadi sorotan global dengan ditemukannya malware bernama Lumma yang berhasil menyerang lebih dari 394 ribu komputer berbasis Windows di berbagai negara. Serangan ini tidak hanya mengancam keamanan data, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian finansial yang besar bagi para korban. Lumma mampu mencuri informasi sensitif, seperti data rekening bank hingga dompet mata uang kripto, sehingga meningkatkan risiko pencurian aset digital yang semakin marak.
Periode serangan malware ini berlangsung dari 16 Maret hingga 16 Mei 2025 dan mencakup wilayah global. Berdasarkan laporan dari Microsoft, para peretas mendapatkan malware Lumma melalui forum-forum underground yang ada sejak tahun 2022. Malware ini dikembangkan secara terus menerus, dengan fitur yang makin canggih dan kemampuan penyebaran yang semakin mudah menembus berbagai sistem keamanan komputer.
Bagaimana Lumma Menyebar dan Mengancam?
Malware Lumma dirancang dengan kemampuan luar biasa untuk menyusup ke dalam komputer target dengan mudah. Kelebihan utama malware ini adalah kemampuannya menembus sistem pertahanan keamanan yang biasanya efektif menghalau virus atau program berbahaya lainnya. Kemudahan penyebaran tersebut membuat Lumma mampu menginfeksi puluhan ribu perangkat secara cepat dan efisien.
Selain itu, Lumma memanfaatkan berbagai teknik canggih, termasuk serangan phishing yang menipu korban untuk mengunduh perangkat lunak berbahaya atau membocorkan informasi pribadi mereka. Salah satu kasus serangan phishing yang dilaporkan terjadi pada Maret 2025, di mana pelaku menyamar sebagai platform perjalanan online populer Booking.com untuk menarik korban dan menjerat mereka dalam skema kejahatan finansial.