Tampang.com | Pada hari Rabu, 1 Januari 2025, sebuah insiden ledakan Cybertruck terjadi di sekitar Hotel Trump Las Vegas di Nevada, Amerika Serikat. Menurut laporan dari Bloomberg, Elon Musk, sang pendiri perusahaan Tesla Inc, menduga bahwa insiden tersebut merupakan upaya teror.
Tesla sendiri sedang melakukan investigasi terkait ledakan tersebut. Musk menduga adanya keterkaitan antara ledakan Cybertruck dengan truk pickup yang menyeruduk kerumunan di French Quarter, New Orleans.
Menurut Musk, ada kemungkinan bahwa insiden ini merupakan aksi terorisme. Dia melanjutkan dengan mengungkapkan bahwa Cybertruck atau bom bunuh diri F-150 di New Orleans disewa dari Turo, dan mungkin terkait dalam beberapa hal. Pihak berwenang juga menyatakan bahwa ledakan tersebut tidak bersumber dari internal Cybertruck, melainkan berasal dari bom dan kembang api.
Elon Musk juga menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara kendaraan itu dengan ledakan Cybertruck. Ia bahkan menyebutkan bahwa laporan telemetri kendaraan menunjukkan hasil yang positif pada saat ledakan terjadi. Polisi Las Vegas juga mengungkapkan bahwa asap muncul dari kendaraan tersebut sebelum terjadi ledakan besar di Hotel Trump Las Vegas. Sayangnya, insiden ini menyebabkan satu orang tewas.
Kepolisian Las Vegas belum dapat memastikan apakah kejadian di Hotel Trump Las Vegas dan penembakan di New Orleans memiliki keterkaitan. Sebelumnya, kepolisian Las Vegas menyatakan bahwa tidak terdapat ancaman lebih lanjut setelah serangan terhadap kerumunan orang tersebut.
Sementara itu, kejadian di New Orleans terjadi pada dini hari, di dekat persimpangan Canal dan Bourbon Street. Kepala Kepolisian New Orleans, Anne Kirkpatrick, melaporkan bahwa tersangka berhasil melewati penghalang dan menembaki petugas setelah menabrakkan kendaraannya.