Gojek Indonesia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas menanggapi tingginya spekulasi yang beredar mengenai potensi akuisisi oleh Grab. Manajemen Gojek menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kesepakatan dengan pihak manapun terkait transaksi tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah laporan media yang menyebutkan bahwa Grab, perusahaan transportasi dan pengiriman yang berbasis di Singapura, telah memulai proses uji tuntas terhadap Gojek, saingannya di pasar Asia Tenggara. Laporan ini asalnya dari Bloomberg, yang mengutip sumber-sumber yang memahami situasi tersebut.
Saham Grab terlihat mengalami lonjakan sebelum pembukaan pasar pada hari Selasa (18/3) waktu setempat, di mana naik sekitar 5,4%. Namun tak lama kemudian, saham tersebut memangkas keuntungan dan hanya berakhir naik 3,4%. Hal ini menunjukkan betapa fluktuatifnya reaksi pasar terhadap berita merger atau akuisisi di sektor teknologi dan transportasi, yang memang dikenal sangat dinamis.
Di sisi lain, saham GoTo, perusahaan induk yang mengoperasikan Gojek dan berbagai layanan termasuk pemesanan kendaraan dan pengantaran makanan, juga mengalami peningkatan. Pada hari yang sama, GoTo tercatat berakhir naik 5%, menunjukkan bahwa investor masih memiliki kepercayaan terhadap kinerja perusahaan meskipun ada isu akuisisi yang beredar.
Pembicaraan antara Grab, yang disokong oleh investasi dari Uber, dan GoTo mengenai kemungkinan merger telah berlangsung cukup lama. Namun, sampai saat ini, belum ada kesepakatan konkret yang tercapai. Konsentrasi utama yang menjadi perhatian adalah potensi masalah persaingan yang bisa timbul akibat penggabungan dua raksasa di kawasan ini. Hal ini tak lepas dari pengawasan otoritas persaingan usaha di berbagai negara di Asia Tenggara yang sangat ketat terhadap kemungkinan monopolistik.
Menanggapi rumor yang beredar di pasar, GoTo pada awal Februari memberikan klarifikasi bahwa saat ini mereka tidak memiliki rencana aksi korporasi yang material dalam kurun waktu 12 bulan ke depan, kecuali untuk pelaksanaan pembelian kembali saham. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk fokus pada pengembangan bisnis yang sudah ada, serta mengoptimalkan performa layanan bagi pelanggan.