Industri teknologi Amerika Serikat (AS) menghadapi tekanan besar akibat kemunculan DeepSeek, sebuah perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China yang diklaim mampu menyaingi OpenAI. Dampaknya langsung terasa, dengan saham perusahaan teknologi AS mengalami kejatuhan drastis dan kekayaan 500 miliarder dunia ikut menyusut.
DeepSeek memperkenalkan model AI terbaru mereka, R1, yang disebut-sebut mampu menandingi GPT-4.0 milik OpenAI. Hal yang mengejutkan adalah bahwa pengembangan R1 hanya menelan biaya sekitar USD 6 juta, jauh lebih murah dibandingkan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan AI AS. Efisiensi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan industri teknologi global.
Teknologi Murah, Kinerja Setara?
Salah satu faktor utama keberhasilan DeepSeek adalah penggunaan chip lawas H800 buatan Nvidia. Chip ini masih dapat diperjualbelikan di China karena belum masuk dalam daftar larangan ekspor AS. Namun, laporan terbaru mengungkap bahwa DeepSeek kemungkinan diam-diam menggunakan chip Nvidia H100, yang secara resmi dilarang dikirim ke China.