Terlepas dari sektor bisnis dan transportasi, gangguan ini juga berdampak pada sektor keamanan. Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS mengatakan pihaknya mengamati adanya upaya peretasan menggunakan gangguan teknis tersebut untuk aktivitas phishing dan kejahatan lainnya. Gangguan ini menunjukkan ketidaksiapan organisasi dalam menerapkan rencana darurat ketika titik kegagalan tunggal seperti sistem TI atau perangkat lunak yang digunakan mengalami kerusakan. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa banyak organisasi tidak siap menghadapi gangguan serupa di masa depan.
Gangguan teknis yang merambat juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Indeks utama Wall Street jatuh pada hari Jumat, memperdalam penjualan yang dipicu oleh saham teknologi dan hasil campuran. Selain itu, mata uang dolar menguat, sementara indeks volatilitas Cboe mencapai level tertinggi sejak awal Mei. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan teknis tersebut telah mengguncang pasar keuangan dan mengganggu kestabilan ekonomi global.
Meskipun gangguan teknis ini telah berdampak luas, terdapat beberapa catatan penting dalam mengevaluasi kondisi ini. Pertama, perusahaan teknologi global seperti Microsoft dan CrowdStrike memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan sistem dan produk mereka tidak menyebabkan kegagalan semacam ini di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya lebih lanjut dalam membangun keamanan dan ketangguhan sistem teknologi di masa mendatang. Kedua, perusahaan-perusahaan dalam berbagai sektor harus mampu menghadapi gangguan teknis dengan rencana darurat yang matang dan cadangan yang lebih baik guna meminimalisir dampaknya.