Pengawas internet China meluncurkan kampanye yang menyoroti penyalahgunaan teknologi dalam memanfaatkan rekomendasi di aplikasi dan website. Hal ini disambut dengan janji dari banyak platform internet China untuk mengubah algoritma mereka dalam menampilkan konten kepada pengguna.
Menurut laporan dari South China Morning Post, raksasa e-commerce asal China seperti ByteDance dan Pinduoduo merespons tekanan tersebut dengan komitmen untuk melakukan perubahan signifikan dalam platform mereka.
ByteDance, yang merupakan induk dari TikTok di tingkat global dan menjalankan Douyin di China, mengumumkan rencananya untuk membentuk pusat keamanan di aplikasi Douyin tahun ini.
Mereka berusaha untuk membuat sistem rekomendasi yang lebih transparan bagi pengguna, serta berkomitmen untuk menyediakan konten video yang beragam di feed mereka dan memperkuat upaya pemberantasan misinformasi dan kekerasan online.
Sementara itu, Pinduoduo (PDD), induk dari Temu, juga mengungkapkan komitmennya untuk membangun ekosistem yang lebih sehat. Mereka berfokus pada pencegahan diskriminasi harga berdasarkan analisis Big Data, sesuai dengan laporan dari outlet berita Yicai.
Selain dua platform e-commerce tersebut, platform Xiahongshu yang disebut-sebut sebagai 'Instagram China' juga turut berpartisipasi dengan mempublikasikan konten yang mengajak pengguna untuk memahami prinsip kerja algoritma platform tersebut. Mereka juga mengingatkan pengguna bahwa mereka memiliki kontrol atas rekomendasi personalisasi di platform tersebut.