Satu hal krusial yang juga sering diabaikan adalah melakukan pembaruan sistem dan aplikasi secara rutin. Pembaruan ini tidak hanya membawa fitur baru, tapi juga memperbaiki celah keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya. NSA mengingatkan agar pengguna segera melakukan update begitu notifikasi tersedia.
Penggunaan perangkat untuk mengirim informasi penting juga harus diperhatikan. Jangan membuka email atau lampiran dari pengirim yang tidak dikenal karena bisa saja itu adalah jebakan phishing. Selain itu, saat mengisi daya ponsel, gunakan hanya kabel dan aksesoris resmi dari produsen terpercaya. Mengisi daya di tempat umum dengan charger publik juga sebaiknya dihindari karena ada risiko penyusupan data.
Pesan pop-up yang tiba-tiba muncul juga harus diwaspadai. Jangan asal klik atau mengikuti instruksi yang mencurigakan karena bisa saja itu bagian dari serangan siber. NSA juga menyarankan pengguna untuk tidak melakukan jailbreak pada iPhone atau rooting pada Android karena proses ini melemahkan proteksi bawaan sistem dan membuka celah keamanan.
Pengaturan lokasi atau Location Services juga harus dimatikan ketika tidak digunakan untuk menghindari pelacakan yang tidak perlu. Sebagai langkah tambahan, restart ponsel minimal seminggu sekali bisa membantu membersihkan cache dan potensi gangguan keamanan.
Berbicara soal keamanan mobile banking, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia juga memberikan sejumlah tips penting agar transaksi keuangan melalui ponsel tetap aman. Aplikasi mobile banking memang sangat praktis, namun menjadi sasaran utama para penjahat siber yang ingin mencuri data pribadi atau melakukan penipuan.
Nasabah diminta untuk tidak membagikan kode akses atau PIN kepada siapa pun, termasuk keluarga atau teman dekat. Simpan kode tersebut dengan aman dan jangan mencatatnya di tempat yang mudah dijangkau orang lain. Selain itu, nasabah harus selalu memeriksa transaksi secara teliti sebelum mengonfirmasi agar tidak terjadi kesalahan atau transaksi ilegal.