EEG telah digunakan di bidang medis selama lebih dari setengah abad sebagai metode non-invasif untuk merekam aktivitas listrik di otak. Elektroda ditempatkan di permukaan kulit kepala untuk mendeteksi gelombang otak. Mesin EEG kemudian menguatkan sinyal dan merekamnya dalam pola gelombang pada kertas grafik atau komputer. EEG dapat dikombinasikan dengan antarmuka otak-komputer untuk memungkinkan seseorang mengendalikan perangkat eksternal. Teknologi ini pernah sangat mahal dan digunakan terutama untuk penelitian ilmiah, seperti produksi aplikasi neuroprostik untuk membantu pasien penyandang cacat mengendalikan kaki palsu dengan memikirkan gerakan tersebut. Namun, sekarang dipasarkan ke konsumen dalam bentuk headset nirkabel dan menjadi populer di industri game dan hiburan.
"Dengan semakin populernya headset EEG dan beragam cara penggunaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, termasuk saat menggunakan perangkat lain," kata Saxena. "Penting untuk menganalisis potensi risiko keamanan dan privasi yang terkait dengan teknologi baru ini untuk meningkatkan kesadaran pengguna akan risiko dan mengembangkan solusi yang layak untuk serangan berbahaya."
Salah satu solusi potensial yang diajukan oleh Saxena dan timnya adalah penyisipan suara kapan pun pengguna mengetikkan kata sandi atau PIN saat memakai headset EEG.