Tampang.com | Dunia maya seharusnya membuka ruang koneksi tanpa batas. Tapi realitanya, generasi muda kini justru lebih sulit bersosialisasi di dunia nyata. Riset terbaru menyebutkan lonjakan kasus kecemasan sosial (social anxiety disorder) di kalangan remaja dan mahasiswa, dengan media sosial sebagai salah satu faktor pemicu utama.
Lonjakan Kecemasan Sosial di Kalangan Muda
Menurut data PDSKJI tahun 2025, terjadi peningkatan 35% kasus kecemasan sosial pada usia 15–24 tahun dibanding dua tahun lalu. Keluhan paling umum: takut berbicara di depan umum, gelisah saat bertemu orang baru, hingga menghindari interaksi sosial secara langsung.
“Saya bisa aktif di Instagram, tapi kalau disuruh bicara langsung dengan orang, tangan saya gemetar,” ujar Rizal, mahasiswa semester 3.
Media Sosial dan Budaya Perbandingan
Psikolog klinis dari Universitas Airlangga, Dr. Lilis Wicaksono, menyatakan bahwa media sosial membentuk false reality yang menekan generasi muda. “Mereka membandingkan diri dengan kehidupan sempurna yang tampil di layar, lalu merasa tidak cukup baik,” katanya.