Mobil tersebut diproduksi oleh Grup FAW dan menampilkan desain retro. Biasanya, mobil ini digunakan oleh para pemimpin Tiongkok untuk acara pemerintahan dan diplomasi. Penampilan Sultan Ibrahim sebagai pemilik privat dari mobil tersebut menunjukkan hubungan yang kuat antara Malaysia dan Tiongkok, serta keinginan Sultan untuk mendukung produk-produk dari negara mitra.
Melalui unggahan di media sosial Sultan Ibrahim, terungkap bahwa raja tersebut menerima duta besar China, yang membahas berbagai isu terkait antara kedua negara. Diskusi tersebut mencakup hubungan bilateral, kerja sama ekonomi, serta kebutuhan untuk meningkatkan platform kerja sama antara Malaysia dan Tiongkok.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Yang Di-Pertuan Agong juga memberikan pandangannya mengenai arah hubungan diplomatik antara Malaysia dan Tiongkok. Sultan Ibrahim menekankan pentingnya untuk terus mengidentifikasi peluang-peluang kerja sama baru yang dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.
Kepemilikan mobil Hongqi L5 oleh Sultan Ibrahim bukan hanya sekadar pembelian, tetapi juga mencerminkan komitmen dan kemitraan antara Malaysia dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan keinginan dan dukungan yang kuat dari pihak Sultan terhadap kerja sama bilateral yang berkelanjutan antara kedua negara. Dengan demikian, langkah-langkah untuk lebih mendekatkan hubungan dan meningkatkan kerja sama antara Malaysia dan Tiongkok dapat terus diupayakan, menguntungkan kedua belah pihak.