Tak hanya perasaan duka, acara tersebut juga memperlihatkan kekuatan Najwa dalam menjalani hari-hari setelah kehilangan. Dalam momen-momen sepenuh doa itu, Najwa terlihat tegar dan berupaya menguatkan hati, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk putra tercintanya, Izzat Assegaf. Kehadiran Izzat di sampingnya menambah haru, menggambarkan kasih sayang dan dukungan antara ibu dan anak di saat-saat yang penuh tantangan ini.
Setelah acara tahlilan, sebagai bentuk penghormatan terakhir, Najwa melanjutkan kegiatan dengan ziarah ke makam sang suami. Ziarah ini dilakukan untuk menyatakan rasa cintanya kepada Ibrahim yang telah berpulang, sekaligus untuk meyakinkan bahwa kasih sayang mereka tetap abadi meski terpisahkan oleh waktu dan ruang. Dalam keheningan di makam, Najwa dan Izzat mendoakan Ibrahim dengan penuh harapan agar amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.
Momen tahlilan dan ziarah ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial dalam menjalani masa-masa sulit. Kehadiran teman-teman dan kerabat seakan mengingatkan Najwa bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi duka ini. Jalinan silaturahmi yang terjalin dalam komunitas ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Najwa dan Izzat untuk terus melangkah ke depan.