Elon Musk, tokoh teknologi ternama dan salah satu orang terkaya di dunia, kembali menjadi sorotan setelah dirinya dituduh mengonsumsi narkoba secara rutin. Tuduhan ini menyeruak setelah laporan eksklusif dari The New York Times mengklaim bahwa Musk menggunakan ekstasi, ketamin, dan bahkan jamur psikedelik, terutama selama periode kampanye pemilu AS tahun 2024. Laporan itu pun menuai kontroversi, tidak hanya karena menyangkut tokoh berpengaruh, tetapi juga karena keterlibatannya dalam berbagai proyek besar pemerintah.
Tidak tinggal diam, CEO Tesla dan SpaceX tersebut dengan cepat menanggapi kabar yang menurutnya sangat merugikan dan tidak berdasar. Musk bahkan membagikan hasil tes urinnya ke publik melalui akun media sosial pribadinya di X (dulu Twitter). Dalam unggahan tersebut, ia memperlihatkan hasil negatif dari berbagai jenis zat terlarang, termasuk kokain, metamfetamin, ganja, ketamin, dan MDMA (ekstasi). Musk menyertakan caption “lol” sebagai bentuk sarkasme dan sikap santai menghadapi rumor tersebut.
Hasil Tes Urin Masih Dipertanyakan
Meski Musk tampak percaya diri dengan bukti yang ia bagikan, sebagian pihak tetap meragukan validitasnya. Menurut laporan dari Complex yang dikutip pada Rabu (18 Juni 2025), hasil tes urin tersebut tidak memiliki verifikasi independen yang dapat memastikan keaslian dan keabsahannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru: apakah tindakan Musk cukup untuk menepis tuduhan yang sudah terlanjur menyebar?
Awal Mula Tuduhan: Investigasi Mendalam dari NYT
Laporan yang menjadi pemicu isu ini berasal dari investigasi panjang yang dilakukan The New York Times. Media ternama asal AS tersebut menyatakan telah mewawancarai puluhan orang dekat Musk, serta memeriksa pesan pribadi, catatan hukum, dan bahkan dokumentasi foto sebagai bagian dari proses peliputan.