"Saya rasa ini harus dihentikan. Aktivitas seperti ini tidak sesuai dengan suasana tenang yang diinginkan di lingkungan ini," kata Hemmer dengan tegas. Keluhan serupa datang dari banyak warga lainnya, yang merasa bahwa renovasi yang dilakukan Musk terlalu mengganggu kenyamanan mereka.
Aksi Musk ini dianggap banyak orang sebagai bagian dari pola lama yang sudah sering dilakukannya, yakni membangun dulu, izin belakangan. Tindakan yang sama juga pernah menimpa perusahaan-perusahaan yang ia pimpin, seperti Tesla dan SpaceX, yang sering kali menghadapi masalah hukum terkait proyek-proyek mereka yang tidak mendapatkan izin terlebih dahulu.
Kontroversi ini semakin memperlihatkan sifat Musk yang cenderung semakin paranoid, terutama terkait dengan keselamatan dirinya. Ia bahkan pernah menyatakan bahwa dirinya merupakan target pembunuhan nomor dua setelah mantan Presiden AS, Donald Trump. Pernyataan seperti itu semakin mempertegas bahwa keamanan pribadi adalah hal yang sangat penting bagi Musk, meskipun harus mengorbankan ketenangan lingkungan tempat tinggalnya.
Rumah Musk di West Lake Hills bukan hanya sebuah tempat tinggal biasa. Rumah tersebut merupakan bagian dari kompleks keluarga Musk yang terdiri dari beberapa properti. Di kompleks ini, tinggal beberapa orang yang memiliki kedekatan dengan Musk, termasuk mantan kekasihnya, penyanyi Grimes, yang pernah tinggal di salah satu rumah, serta eksekutif Neuralink Shivon Zillis, ibu dari empat anak Musk. Rumah Zillis sendiri hanya berjarak sekitar 10 menit jalan kaki dari rumah utama Musk.
Meskipun Musk mengklaim bahwa ia berusaha menciptakan sebuah tempat yang nyaman bagi keluarganya, sikapnya yang kini lebih fokus pada keamanan ekstrem justru membuat warga sekitar merasa tidak nyaman. Salah satu tetangga yang merasa terganggu, Paul Hemmer, bahkan menggambarkan rumah Musk dengan pagar kawat tersebut sebagai sebuah "Fort Knox", sebuah sebutan untuk tempat yang sangat terjaga dan terkunci rapat, tanpa mengindahkan lingkungan sekitarnya.