Industri musik Tanah Air kembali dikejutkan dengan kabar kembalinya Damon dan Masto melalui band baru mereka, The Substitute. Duo musisi yang pernah dikenal lewat proyek-proyek legendaris ini memutuskan untuk membangkitkan kembali karya-karya lama yang sebelumnya tenggelam di tengah arus musik modern. Langkah ini menjadi sorotan penggemar lama maupun generasi baru yang penasaran dengan evolusi musik mereka.
Damon, vokalis sekaligus pencipta lagu, mengungkapkan bahwa ide pembentukan The Substitute lahir dari keinginan untuk memberikan “kehidupan kedua” bagi lagu-lagu mereka yang dianggap underrated. “Kami ingin karya-karya lama ini didengar kembali, tapi dengan sentuhan baru yang relevan dengan zaman sekarang. The Substitute adalah wadah untuk itu,” ujar Damon dalam sesi wawancara eksklusif, Senin (18/11/2025).
Sementara itu, Masto, gitaris sekaligus produser, menambahkan bahwa band ini bukan sekadar nostalgia semata. “Kami tidak hanya mengulang masa lalu. Kami mereinterpretasi lagu-lagu lama dengan aransemen baru, memadukan energi klasik dan modern, agar bisa diterima oleh penikmat musik dari berbagai generasi,” kata Masto.
The Substitute sendiri telah menyiapkan album perdana berisi lagu-lagu lama yang diaransemen ulang. Album ini diprediksi akan menjadi magnet bagi penggemar musik indie dan rock yang mengikuti perjalanan Damon & Masto sejak awal karier mereka. Beberapa lagu yang menjadi sorotan antara lain “Shadow of Yesterday” dan “Lost in Time,” yang sebelumnya hanya terdengar di demo atau pertunjukan live terbatas.
Pengamat musik, Rina Hartono, menilai langkah Damon dan Masto ini cerdas. “Di era musik digital sekarang, membangkitkan karya lama dengan sentuhan baru adalah strategi yang jitu. Fans lama merasa nostalgia, sedangkan generasi baru menemukan sesuatu yang fresh. The Substitute bisa menjadi contoh bagaimana musisi memanfaatkan katalog lama tanpa kehilangan identitas,” jelas Rina.