Salah satu kejadian yang begitu berkesan bagi Bryan adalah ketika ia sedang menangis sambil beristighfar, tiba-tiba seorang kakek mendekatinya dan memberikannya sapu tangan untuk mengepel air mata. Meskipun Bryan mencoba mengembalikannya, namun kakek tersebut tidak mengizinkan dan kemudian menghilang entah kemana. Bryan menyimpan sapu tangan tersebut hingga sekarang, menganggapnya sebagai berkah dan kenangan yang sangat mendalam baginya.
Selain itu, Bryan juga berbagi mengenai pengalaman uniknya ketika mengalami situasi berdesakan bersama jemaah lainnya. Ia percaya bahwa pikiran yang terfokus pada sesuatu akan terjadi dengan nyata di tanah suci. Bryan menceritakan bahwa ketika ia sedang berada di Mekah, pikirannya terlalu terfokus pada perasaan kasihan terhadap sesama, yang kemudian diwujudkan dengan ia membantu seseorang yang ternyata sedang kegencet. Hal yang mengejutkan, ketika Bryan sendiri kegencet, tiba-tiba ada orang yang membantunya dalam momen yang sama.