Melihat kembali masa kecilnya, Gates menyadari bahwa ketertarikannya yang mendalam pada hal-hal yang spesifik dan kesulitan dalam berinteraksi sosial mungkin akan mengarah pada diagnosa autisme jika ia tumbuh di zaman modern.
"Saya menyadari, wow, ada pola tertentu di sana," tambahnya, menggambarkan bagaimana perilaku dan kecenderungannya mungkin akan dikenali sebagai tanda-tanda autisme jika dilihat dari perspektif medis sekarang.
Gates juga menceritakan bagaimana orang tuanya khawatir tentang kemampuan dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Sebagai respons terhadap kekhawatiran itu, orang tuanya memutuskan untuk mengirimnya ke terapis yang membantunya untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola energinya dengan lebih baik. Selain itu, ia juga dimasukkan ke sekolah yang sangat baik, yang menurutnya memiliki pengaruh besar dalam mengembangkan potensi dirinya.
"Terapis itu membantu saya berpikir tentang bagaimana saya menggunakan energi saya, dan sekolah yang saya masuki memberikan lingkungan yang sangat mendukung bagi perkembangan saya," ujar Gates, mengenang betapa pentingnya dua intervensi tersebut dalam hidupnya. Tanpa dukungan tersebut, mungkin saja ia tidak akan menemukan jalannya menuju dunia teknologi yang akhirnya mengubah hidupnya.
Di masa kecilnya, Gates tidak merasa dirinya berbeda, meskipun perilaku dan minatnya agak menyimpang dari norma anak-anak lain. Ia menghabiskan banyak waktu dengan membaca dan belajar hal-hal yang lebih dewasa, yang mungkin membuatnya terlihat lebih introver dan kurang tertarik pada kegiatan sosial seperti teman-temannya. Namun, kini ia menyadari bahwa perilakunya itu dapat dikenali sebagai tanda-tanda autisme, yang pada masa kecilnya tidak terlalu diperhatikan.
Pernyataan Gates ini membuka percakapan tentang bagaimana kita mendefinisikan autisme dan bagaimana persepsi kita terhadapnya telah berubah seiring berjalannya waktu.