Sayangnya, perjalanan bersejarah itu tak sempat terlaksana. Beberapa hari menjelang keberangkatan, pesawat Challenger yang rencananya akan ditumpangi mengalami tragedi ledakan saat peluncuran, membuat seluruh misi dibatalkan. Meski tak pernah benar-benar terbang ke luar angkasa, nama Pratiwi tetap tercatat di sejarah dunia sebagai simbol dedikasi, kecerdasan, dan ketangguhan perempuan Indonesia dalam sains.
Selain sebagai calon astronot, Pratiwi adalah seorang dokter, peneliti kedokteran ruang angkasa, dosen, sekaligus Guru Besar Ilmu Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa perempuan Indonesia mampu menembus batas, baik di bidang akademik maupun dalam mimpi sebesar menjelajah luar angkasa. “Kalau dulu Ibu Pratiwi tidak sempat benar-benar terbang ke luar angkasa, lewat film ini namanya mendarat di Mars. Ini bentuk penghormatan kami kepada beliau,” ungkap Upie Guava, sutradara “Pelangi di Mars”.
Film ini sendiri akan mengikuti kisah Pelangi, manusia pertama yang lahir di Mars, dalam petualangannya mencari mineral ajaib bernama Zeolit Omega zat yang dipercaya dapat memurnikan air. Misinya bukan sekadar penjelajahan, melainkan perjalanan penuh harapan agar ia bisa pulang dan bertemu kembali dengan sang ayah. Dengan balutan visual fantasi dan kisah yang hangat, “Pelangi di Mars” mencoba menghadirkan tontonan keluarga yang sarat makna.