Galtung juga mengkritik pendekatan tradisional dalam resolusi konflik yang seringkali hanya berfokus pada penyelesaian jangka pendek. Ia menekankan pentingnya solusi jangka panjang yang berkelanjutan, yang melibatkan partisipasi semua pihak yang terkena dampak. Pendekatan ini mengajak kita untuk berpikir lebih luas dan dalam tentang bagaimana menciptakan perdamaian yang adil dan abadi.
Selain itu, buku "War and Peace in the Global Village" karya Marshall McLuhan dan Quentin Fiore juga patut mendapat perhatian. Buku ini menyoroti bagaimana media dan teknologi mempengaruhi persepsi kita tentang konflik dan perdamaian. McLuhan dan Fiore berargumen bahwa media memainkan peran besar dalam membentuk opini publik tentang perang dan perdamaian. Mereka juga menunjukkan bagaimana teknologi komunikasi modern dapat digunakan untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antar budaya, yang pada akhirnya dapat mengurangi konflik.
Tidak ketinggalan, "The Art of War" karya Sun Tzu, meskipun ditulis ribuan tahun lalu, tetap relevan dalam memahami strategi dan taktik konflik. Buku ini memberikan wawasan tentang bagaimana mengelola konflik dengan cara yang cerdas dan efektif. Sun Tzu menekankan pentingnya mengetahui diri sendiri dan musuh, serta menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai kemenangan tanpa harus bertempur. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku dalam konteks militer, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan bisnis.
Buku "The Moral Imagination: The Art and Soul of Building Peace" karya John Paul Lederach mengajak kita untuk melihat perdamaian dari perspektif yang lebih humanis. Lederach, seorang praktisi dan akademisi dalam bidang resolusi konflik, menekankan pentingnya kreativitas dan imajinasi dalam membangun perdamaian. Ia percaya bahwa untuk menciptakan perdamaian yang nyata dan berkelanjutan, kita perlu melibatkan hati dan jiwa, bukan hanya pikiran. Pendekatan ini mengajak kita untuk melihat perdamaian sebagai proses yang dinamis dan holistik.