Industri film Asia Tenggara kembali membuat gebrakan besar. Kali ini, Indonesia dan Singapura resmi mengumumkan proyek kolaboratif terbaru mereka: "Siti Vampire", sebuah film bergenre horor romantis yang menggabungkan kearifan lokal, elemen supranatural, dan kisah cinta tragis lintas negara.
Dijadwalkan tayang pada pertengahan 2026, film ini telah menyita perhatian para penggemar film di kawasan ASEAN sejak teaser pertamanya dirilis awal Oktober 2025. Mengusung tema vampire dengan nuansa budaya Melayu yang kuat, Siti Vampire digadang-gadang sebagai salah satu proyek horor-romantis paling ambisius yang pernah digarap bersama oleh dua negara.
Siti Vampire: Kisah Cinta Terlarang dalam Balutan Mistis
Film ini berkisah tentang Siti (diperankan oleh Vanesha Prescilla), seorang perempuan desa yang hidup pada abad ke-18 di pesisir Sumatera. Setelah dikhianati dan dibunuh secara tragis oleh bangsawan kolonial, arwahnya berubah menjadi sosok vampir pengisap jiwa yang gentayangan di hutan-hutan sepi.
Ratusan tahun kemudian, Siti bertemu dengan Darren (diperankan oleh aktor Singapura, Gavin Teo), seorang mahasiswa arkeologi yang sedang meneliti mitos lokal untuk tugas akhirnya. Pertemuan mereka memicu ingatan dan emosi lama yang terpendam. Namun cinta mereka tak mudah karena Siti bukan hanya terikat pada dendam masa lalu, tapi juga harus melawan takdirnya sebagai makhluk abadi haus jiwa manusia.
Cerita ini membawa unsur tragedi cinta, konflik batin, dan misteri mistis yang sangat khas Asia Tenggara, diiringi dengan visual alam tropis dan latar budaya Melayu yang kuat.
Kolaborasi Sutradara dan Tim Produksi Dua Negara
Film ini disutradarai oleh Yosep Anggi Noen, salah satu sutradara Indonesia berbakat dengan karya-karya sinematik yang kerap tampil di festival internasional, dan Boo Junfeng, sineas Singapura yang dikenal lewat film "Apprentice" (2016). Ini merupakan kolaborasi perdana mereka, dan keduanya mengaku sangat antusias menggabungkan dua pendekatan estetika film yang berbeda.