Akhir film meninggalkan kesan ambigu dan menimbulkan banyak teori di kalangan penonton. Raras berhasil menyelesaikan ritual, tetapi di adegan terakhir, ia mendengar kembali suara langkah pelan di depan pintunya. Apakah Lintrik benar-benar sudah berpulang atau justru membangun ikatan baru—penonton dibuat bertanya-tanya.
“Sosok Ketiga: Lintrik” bukan hanya film horor penuh teriakan—ia juga membahas tema berat seperti trauma keluarga, warisan yang tak terhindarkan, dan ketakutan manusia akan hal-hal yang tidak bisa mereka kendalikan. Dengan visual yang kuat, atmosfer mencekam, serta cerita yang diwarnai mitologi lokal, film ini berhasil membangun dunia horor yang kaya dan menggugah rasa penasaran.
Film ini disebut-sebut sebagai salah satu karya horor Indonesia yang paling menjanjikan tahun ini, dengan perpaduan antara mitos, drama emosional, dan teror visual yang tak mudah dilupakan.