Dalam tradisi spiritualitas Islam, zikir bukan hanya diartikan sebagai ucapan lisan yang memuji nama Allah, melainkan juga melibatkan semua elemen alam semesta. Konsep ini menggambarkan betapa seluruh ciptaan Tuhan, termasuk hutan, sungai, dan gunung, terlibat dalam tindakan tasbih alam, sebuah pengakuan atas kebesaran Sang Pencipta. Zikir alam menggambarkan sinergi antara manusia dan lingkungan, serta mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
Hutan, sebagai bagian penting dari lingkungan, memiliki suatu keajaiban tersendiri. Di dalam hutan, setiap helai daun, ranting, dan akar pohon bekerja dalam harmoni, menciptakan ekosistem yang sempurna. Ketika angin berhembus melalui daun-daun, menciptakan melodi lembut seolah-olah mereka tengah berzikir memuji Allah. Begitu pula saat air sungai mengalir deras, suara gemuruh yang dihasilkan seakan menjadi lirik zikir alam yang mengajak kita untuk merenungi kebesaran Tuhan.
Dalam konteks spiritualitas Islam, tasbih alam menegaskan bahwa segala sesuatu di bumi ini bersifat bertasbih. Firman Allah dalam Al-Qur'an menyebutkan bahwa tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tidak memuji-Nya, meskipun kita tidak dapat memahami cara mereka melakukannya. Ilmu pengetahuan modern juga mulai mengakui bahwa alam memiliki ritme dan bahasa tersendiri, yang dapat kita pelajari untuk lebih memahami keberadaan dan peran kita di dalamnya.