Pada saat yang sama, di Swiss dan Prancis, para pemimpin gereja lainnya juga memperjuangkan gagasan-gagasan Reformasi. John Calvin dan Huldrych Zwingli adalah dua tokoh utama dalam gerakan Reformasi di wilayah tersebut. Calvin mengembangkan ajaran teologi yang kuat, sementara Zwingli menekankan pentingnya pemulihan ajaran Kristen sesuai dengan Alkitab.
Akibat gerakan Reformasi ini, gereja-gereja baru pun muncul. Gereja Lutheran, yang mengikuti ajaran-ajaran Martin Luther, menjadi salah satu gereja terbesar di Eropa Utara. Di Swiss, gereja-gereja Reformasi dipimpin oleh para pengikut Calvin dan Zwingli, mengalami pertumbuhan pesat. Gereja-gereja ini menegaskan otoritas Kitab Suci dan menolak banyak praktik Gereja Katolik, seperti keagungan ritual dan kultus santo.
Perkembangan gereja-gereja baru ini memengaruhi bentuk dan struktur gereja secara keseluruhan. Pengaruh gerakan Reformasi Protestan juga meluas ke Amerika Utara dan sebagian besar dunia, membentuk denominasi-denominasi Kristen yang beragam. Hari ini, ada ribuan denominasi Kristen yang berasal dari gerakan Reformasi Protestan, termasuk Gereja Lutheran, Gereja Reformasi, dan Gereja Presbyterian.
Reformasi Protestan telah memberikan dampak yang mendalam pada sejarah dan perkembangan gereja Kristen. Gerakan ini tidak hanya mengubah praktik-praktik gereja, tetapi juga mempengaruhi perkembangan politik, sosial, dan budaya di Eropa dan seluruh dunia. Dengan gerakan ini, konsep-konsep seperti kebebasan beragama, otoritas Kitab Suci, dan peran individu dalam kehidupan rohani menjadi semakin ditekankan.