Badan Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) melaporkan bahwa warga di Darfur, bagian barat Sudan, terpaksa mengonsumsi rumput dan kulit kacang untuk bertahan hidup akibat perang yang sedang berkecamuk. Konflik berskala besar ini membuat mereka kelaparan dan terpaksa memakan apapun yang mereka bisa dapatkan.
Direktur WFP untuk Afrika Timur, Michael Dunford, mengungkapkan bahwa situasi tersebut sangat memprihatinkan. "Masyarakat [Darfur] terpaksa mengonsumsi rumput dan kulit kacang tanah," ujarnya seperti dilansir oleh CNN pada Jumat (3/5).
Dunford juga menjelaskan bahwa jika bantuan tidak kunjung datang, maka bencana kelaparan yang berujung pada kematian bisa meluas ke wilayah lain yang terkena dampak konflik di Sudan. Pengiriman bantuan pangan di Darfur terus terputus akibat pertikaian dan hambatan birokrasi yang tak kunjung selesai. Untuk saat ini, setidaknya 1,7 juta orang di wilayah tersebut mengalami kelaparan tingkat darurat.
BBC melaporkan bahwa eskalasi kekerasan terbaru di sekitar kota El Fasher telah menghentikan konvoi bantuan yang datang dari perbatasan Tine di Chad. Sementara itu, pembatasan yang diberlakukan oleh pihak berwenang di kota pesisir Port Sudan juga telah menghambat pengiriman bantuan.