Tampang

“RANGKAIAN”Ibadah Haji yang Tidak Harus Ada..

2 Sep 2017 11:02 wib. 2.836
0 0
“RANGKAIAN”Ibadah Haji yang Tidak Harus Ada..

Cak Munir     :     “Hah…? Berarti yang bermasalah adalah hati kamu, To!!

                                Hayoo… ditata lagi niatnya. Kamu mengadakan acara tasyakuran itu karena takut digunjing sama orang-orang? atau dalam rangka bersyukur pada Alloh SWT?” (menyahut jawaban Sukamto)

Sukamto       :     “Iya sih, Cak.” (menjawab lirih)

Cak Munir     :     “Gini lo, To!! Kita beramal ibadah itu…

                                Aduuhh…. Mmmhhh…” (seperti menahan sesuatu)

Sukamto       :     “Hloh, kenapa Cak?”

Cak Munir     :     “Ini lo, To. Anuu… emmmhhh… Sebentar.. Udah dulu ya….” (lari terbirit-birit)

***BERSAMBUNG***

Mohon maaf ya Tampang sholih-sholihah, obrolan hangat antara Cak Munir dengan Sukamto harus diakhiri dulu, karena Cak Munir harus segera membuang hajatnya… hehehe. Sambil menunggu Cak Munir bertapa nikmat (wkwkwk), kita barokahkan waktu untuk mengkaji rujukan nomer 1 ( [1] ) ya.

[1] adalah ayat Al Quran Surat Ibrohim ayat 7 yang berisi :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memberi pengumuman : Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, tetapi jika kalian kufur (tidak mensyukuri nikmat-Ku), maka ketahuilah bahwa adzab-Ku niscaya sangat berat”

Ayat tersebut membahas tentang reward jika kita mau bersyukur atas nikmat Alloh SWT, yaitu nikmat kita akan ditambah. Selain itu juga membahas tentang warning jika kita tidak mau bersyukur atas nikmat Alloh SWT, yaitu kita akan mendapatkan siksaan yang sangat berat. Oleh karena mengandung perintah dan ancaman, maka bersyukur kepada Alloh SWT menjadi wajib bagi kita.

Bersyukur kepada Alloh SWT dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu dengan hati, dengan lisan dan dengan perbuatan. Bersyukur dengan hati diantaranya adalah ketika kita bertambah iman bahwa yang Maha Pemberi itu hanyalah Alloh SWT, kemudian kita merasa semakin rendah dan hina di hadapan Alloh SWT bahwa kita hanyalah budak dan hamba Alloh yang wajib menyembah Alloh SWT. Adapun bersyukur dengan lisan diantaranya adalah ketika kita melafadzkan lafadz-lafadz hamdalah atau kalimat-kalimat thoyyibah yang lain. Bersyukur dengan perbuatan adalah ketika kita semakin taqorrub ilaa Alloh (mendekatkan diri pada Alloh SWT), menertibkan ibadah wajib dan meningkatkan ibadah sunnah.

Ketika kita mendapat nikmat dari Alloh SWT berupa bisa melaksanakan ibadah haji, kita WAJIB bersyukur, yaitu diawali dengan hati, kemudian ditampakkan dengan lisan, selanjutnya diimplementasikan dengan perbuatan. Salah satu contoh bersyukur dengan perbuatan adalah dengan mengadakan “Acara Tasyakuran”. Ini adalah hal yang baik. Namun ketika sudah terjadi kesalahpahaman, dimana “Acara Tasyakuran” itu dianggap harus ada bahkan mungkin wajib, sehingga menyebabkan umat berkurang rasa semangat untuk melaksanakan ibadah haji karena terkesan dengan BIAYA IBADAH HAJI YANG SEOLAH MAHAL, maka kami tekankan lagi bahwa “Acara Tasyakuran” itu bukan rangkaian ibadah haji. Kalau pun toh terpaksa disebut sebagai rangkaian ibadah haji, maka sekali lagi kami tekankan bahwa “Acara Tasyakuran” itu merupakan “RANGKAIAN” Ibadah Haji yang Tidak Harus Ada!!

Semoga Alloh SWT memberikan manfaat dan barokah. Aamiiin…

<12>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?