Namun, perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender tidaklah mudah. Di banyak komunitas, masih terdapat tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh perempuan Muslim dalam mewujudkan hak-hak mereka. Stereotip dan norma budaya yang kaku sering kali menjadi penghalang utama. Oleh karena itu, penting bagi wacana modernisme Islam untuk terus mendorong upaya dekolonisasi pikiran dan menghilangkan stigma yang melekat pada perempuan.
Salah satu contoh konkret dari pemikiran modernisme Islam yang mendorong kesetaraan gender adalah gerakan feminisme Islam. Gerakan ini tidak hanya fokus pada hak-hak perempuan, tetapi juga pada perubahan struktural dalam masyarakat yang mendukung kepentingan perempuan. Aktivis feminis Muslim berusaha agar pemikiran Islam dapat membebaskan perempuan dari penindasan, bukan menambah beban.
Lebih jauh lagi, modernisme Islam membawa harapan baru bagi perempuan Muslim untuk mengeksplorasi pemikiran dan spiritualitas tanpa keterbatasan. Banyak perempuan dari berbagai latar belakang kini berani untuk mengeksplorasi tafsir Al-Qur'an dan hadis dengan sudut pandang yang lebih egaliter. Ini membuka dialog baru tentang bagaimana perempuan dapat berperan dalam agama dan masyarakat dengan cara yang lebih bermanfaat dan bermakna.
Pendidikan juga menjadi elemen penting dalam wacana modernisme Islam untuk mempromosikan kesetaraan gender. Akses pendidikan yang lebih luas bagi perempuan Muslim diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka akan hak-hak yang dimiliki. Dengan adanya pendidikan yang memadai, perempuan Muslim memiliki kesempatan untuk berdiri sejajar dengan laki-laki dalam hal kontribusi intelektual, sosial, dan ekonomi.