Mungkin banyak yang bertanya, apakah Al-Qur’an di Indonesia berbeda dengan Al-Qur’an yang ada di Mesir, Arab Saudi, atau negara lain? Jawabannya, secara esensial, tidak ada perbedaan. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan isinya sama di seluruh dunia, tidak ada yang diubah sedikit pun. Namun, Al-Qur’an yang kita temui di berbagai negara bisa memiliki perbedaan dalam aspek cetakan, rasm, dan penerjemahan, yang merupakan hal teknis dan tidak mengubah makna atau isi dari ayat-ayatnya.
Ragam Rasm: Standar Penulisan yang Berbeda
Aspek paling menonjol yang seringkali disalahartikan sebagai perbedaan isi adalah rasm, yaitu metode penulisan huruf dan ejaan dalam mushaf Al-Qur’an. Rasm sendiri adalah produk dari perkembangan tradisi kaligrafi dan penulisan Islam di berbagai wilayah. Di era awal Islam, mushaf ditulis tanpa tanda baca dan harakat (vokal). Seiring waktu, para ulama mengembangkan sistem untuk memudahkan pembacaan, terutama bagi mereka yang bukan penutur asli bahasa Arab.
Secara umum, ada dua rasm yang paling populer dan digunakan secara luas di dunia:
Rasm Utsmani: Ini adalah rasm yang paling otentik dan paling banyak digunakan di seluruh dunia, terutama di negara-negara Arab dan Timur Tengah. Rasm Utsmani mengikuti kaidah yang telah ditetapkan sejak masa Khalifah Utsman bin Affan, dan kaidahnya sangat ketat. Rasm ini bisa jadi memiliki beberapa perbedaan kecil dalam penulisan kata, yang tidak mempengaruhi pengucapan dan makna, namun tetap dianggap sebagai rasm standar yang paling otentik.
Rasm Imla’i: Rasm ini lebih modern dan seringkali disesuaikan dengan ejaan bahasa Arab standar yang digunakan saat ini. Rasm Imla'i lebih umum ditemukan di beberapa negara non-Arab, seperti di Asia Tenggara. Kaidah penulisannya cenderung lebih sederhana dan langsung.