Selain itu, Kemenag telah memantau 114 titik pemantauan hilal yang tersebar di Indonesia. Hasil dari pemantauan ini sangat penting untuk menentukan apakah hilal terlihat atau tidak pada fisik bulan saat itu. Menurut perhitungan awal Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di berbagai wilayah Indonesia diprediksi sudah berada di atas ufuk.
Sementara itu, Muhammadiyah secara resmi mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H akan jatuh pada 28 Mei 2025. Hal ini berarti bahwa perayaan Idul Adha 2025 akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2025. Menurut data dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, keputusan ini diambil berdasarkan kriteria hisab yang telah diakui oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.
Di sisi lain, Nahdlatul Ulama (NU) yang juga merupakan ormas Islam besar di Indonesia, belum menentukan secara resmi tanggal perayaan Idul Adha. Mereka akan menghadapi sidang isbat dengan metode rukyat, yaitu pengamatan bulan secara langsung, sebelum menetapkan tanggal Idul Adha.
BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga telah memberikan prediksi terkait Hari Raya Idul Adha 2025, bahwa ada kemungkinan perayaan berada di antara tanggal 6 atau 7 Juni 2025, tergantung hasil rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai daerah. Prof. Thomas Djamaluddin, Astronom dari BRIN, menyebutkan bahwa ada potensi perbedaan tanggal perayaan antara pemerintah dan Muhammadiyah, terutama disebabkan oleh ketidakpastian dalam rukyat di beberapa wilayah, termasuk Aceh.