Kurangnya Persiapan Mental dan Fisik
Sholat idealnya dimulai bahkan sebelum takbiratul ihram. Persiapan mental dan fisik sangat penting. Ini termasuk berwudhu dengan sempurna dan meresapi maknanya sebagai pensucian diri, mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, serta menyisihkan waktu yang cukup agar tidak terburu-buru. Memulai sholat dengan tergesa-gesa atau pikiran yang kacau akan sangat mempengaruhi tingkat kekhusyukan.
Membiasakan diri untuk menjeda sejenak sebelum sholat, menarik napas dalam-dalam, dan berusaha memutus sejenak segala urusan dunia, dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan hati untuk ibadah.
Fenomena hati yang kosong meskipun rutin sholat lima waktu adalah panggilan untuk introspeksi. Ini bukan kegagalan iman, melainkan undangan untuk meningkatkan kualitas ibadah. Kuncinya terletak pada usaha sadar untuk menghadirkan hati dan pikiran dalam setiap gerakan dan bacaan, merenungkan makna, menjauhi hal-hal yang mengeraskan hati, dan terus memperdalam ilmu tentang sholat.
Sholat seharusnya menjadi sumber ketenangan, kekuatan, dan pengingat akan tujuan hidup yang sebenarnya. Upaya sungguh-sungguh untuk mencapai khusyuk, sholat akan bertransformasi dari sekadar rutinitas fisik menjadi nutrisi spiritual yang benar-benar mengisi dan menenangkan jiwa.