Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh sejumlah arkeolog serta ahli sejarah dari seluruh dunia dalam upaya mencari bukti sejarah keberadaan Yesus. Sebagaimana disampaikan dalam survei Gereja Inggris pada tahun 2015, sebanyak 22% orang dewasa di Inggris tidak percaya bahwa Yesus adalah sosok nyata sesuai dengan fakta sejarah. Hal ini menimbulkan perdebatan yang menarik di kalangan para ahli.
Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan di Universitas Purdue dan penulis dari Biblical Archaeology Review, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang mengonfirmasi keberadaan Yesus. "Tidak ada yang konklusif, saya juga tidak berharap akan ada," ungkapnya dikutip dari The History, Sabtu (21/12/2023).
Sementara itu, profesor studi agama di Universitas North Carolina, Bart D. Ehrman, menyuarakan pandangan serupa. Menurutnya, tidak ada catatan arkeologi yang secara langsung mencatat keberadaan Yesus pada periode yang sama dengan kehidupannya.
Kendati begitu, absennya bukti arkeologi tidak langsung menandakan bahwa keberadaan Yesus tidak mencerminkan kenyataan. Ehrman menjelaskan bahwa kurangnya bukti bukan berarti bahwa seseorang tidak ada pada masa tersebut. Dalam konteks kehidupan pada masa itu, banyak individu yang tidak meninggalkan jejaknya pada catatan arkeologi.
Salah satu catatan terkait dengan keberadaan Yesus yang paling jelas terungkap ada dalam 20 jilid buku sejarah bangsa Yahudi yang ditulis oleh Flavius Josephus, seorang sejawarawan Yahudi. Buku tersebut ditulis pada tahun 93 Masehi.