Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Mereka merasakan kehilangan yang mendalam, namun di sisi lain, mereka juga memahami bahwa Nur Fadillah pergi dengan harapan yang tinggi untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini menjadi pengingat bagi semua jemaah haji bahwa setiap perjalanan ibadah adalah langkah yang berarti, meskipun tidak semua orang dapat menyelesaikannya.
Fenomena meninggalnya calon haji di perjalanan bukanlah hal yang baru, namun tetap saja hal ini menggugah kesedihan di hati keluarga dan teman-teman. Dalam tradisi Islam, mati di Tanah Suci dianggap sebagai salah satu bentuk kemuliaan, dan semoga Nur Fadillah mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.
Sidoarjo, sebagai salah satu wilayah di Jawa Timur, memiliki banyak jemaah haji yang bersemangat untuk menjalankan ibadah ini setiap tahunnya. Kepergian Nur Fadillah menambah catatan sejarah duka bagi Kabupaten Sidoarjo, terutama bagi para keluarga yang memiliki harapan untuk melaksanakan ibadah haji dengan baik.
Nur Fadillah merupakan sosok yang dikenal ramah dan memiliki banyak teman di komunitasnya. Kesedihan yang dirasakan oleh orang-orang terdekatnya menjadi seruan untuk terus mengenang semangat ibadah dan pengabdian yang dimiliki Nur Fadillah. Proses pemakaman di Madinah menjadi saksi atas perjalanan panjang dan pengabdian seorang hamba Allah yang tulus.