Selain peninggalan-peninggalan fisik, bukti sejarah penyebaran agama Buddha di Kamboja juga dapat ditemukan dalam catatan sejarah dan literatur klasik. Berbagai naskah kuno dan prasasti-prasasti telah berhasil mengungkapkan peran penting agama Buddha dalam kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Kitab suci seperti Tripitaka menggambarkan ajaran-ajaran agama Buddha dan bagaimana ajaran tersebut diperkenalkan dan diterima dengan baik di wilayah ini. Hal ini menunjukkan bahwa agama Buddha bukan hanya mengakar secara fisik melalui bangunan-bangunan kuil, tetapi juga berhasil secara intelektual melalui penyebaran ajaran-ajaran suci.
Selain itu, bukti sejarah yang menguatkan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara diwujudkan melalui prasasti-prasasti dan catatan sejarah yang menjelaskan bagaimana agama Buddha memengaruhi kehidupan sosial dan politik di wilayah ini. Penyebaran agama Buddha membawa perubahan dalam sistem kepercayaan masyarakat, dan memengaruhi cara berpikir, bersikap, dan berbudaya di Asia Tenggara. Hal ini terbukti melalui berbagai catatan sejarah yang menggambarkan bagaimana agama Buddha tidak hanya menjadi agama, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membentuk identitas masyarakat di Asia Tenggara.
Dalam konteks Kamboja, bukti sejarah yang menegaskan penyebaran agama Buddha dapat dilihat melalui studi arkeologi dan peninggalan-peninggalan sejarah. Salah satu contoh yang paling signifikan adalah penemuan patung-patung Buddha yang tersebar di seluruh kawasan Kamboja. Bentuk-bentuk seni patung Buddha tersebut tidak hanya merupakan karya seni yang memukau, tetapi juga mencerminkan bagaimana agama Buddha telah dengan mudah terserap ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kamboja.