Sebuah penelitian menunjukkan bahwa prilaku altruistik seperti sedekah dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Ketika seseorang memberi, ia merasakan kebahagiaan yang dapat menetralkan stres dan ketakutan. Dalam konteks ini, menolak bala tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental. Kebahagiaan dan ketenangan jiwa yang muncul dari sedekah dapat membantu seseorang menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih baik.
Selain itu, sedekah juga menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat di dalam masyarakat. Ketika banyak orang bersedekah, maka terciptalah komunitas yang saling peduli dan kooperatif. Dalam situasi di mana masyarakat saling mendukung, ada kemungkinan lebih kecil untuk terkena bala, karena kehadiran satu sama lain akan membawa dampak positif secara kolektif. Hal ini mencerminkan salah satu prinsip bahwa “berbagi itu indah”, yang berimplikasi pada penolakan terhadap kehadiran bala dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, seperti yang kita ketahui, tidak semua bala atau musibah bisa ditolak melalui sedekah. Terkadang, ujian dalam hidup bisa datang dalam berbagai bentuk yang sulit diprediksi. Dalam pemahaman keagamaan, ada juga keyakinan bahwa ujian atau bala merupakan bagian dari takdir yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Namun, sedekah tetap menjadi salah satu cara untuk mendapatkan perlindungan dan keberkahan dari Tuhan.