Syarat-Syarat yang Ditetapkan: Beberapa akad mungkin memerlukan syarat-syarat tertentu, seperti akad jual beli, sewa-menyewa, atau pinjaman. Syariat Islam memberikan pedoman tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi agar akad tersebut sah.
Jenis-Jenis Akad dalam Islam
Fiqh Abdul Somad menjelaskan berbagai jenis akad yang diakui dalam hukum Islam, masing-masing dengan aturan dan ketentuan tersendiri:
Akad Jual Beli (Bay’): Ini adalah jenis akad yang paling umum, di mana satu pihak menjual barang dan pihak lainnya membayar harga yang disepakati. Akad ini harus memenuhi syarat-syarat seperti kepastian harga dan objek barang.
Akad Sewa (Ijarah): Dalam akad sewa, satu pihak menyewakan barang atau jasa kepada pihak lain untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan pembayaran. Syarat-syarat yang harus dipenuhi termasuk ketentuan tentang masa sewa dan harga sewa.
Akad Pinjaman (Qard): Ini adalah perjanjian di mana satu pihak meminjamkan uang atau barang kepada pihak lain dengan niat untuk mengembalikannya di masa depan. Akad pinjaman harus dilakukan tanpa riba atau keuntungan tambahan.
Akad Murabaha: Merupakan bentuk transaksi jual beli di mana penjual membeli barang dan menjualnya kembali kepada pembeli dengan harga yang telah ditambahkan margin keuntungan. Akad ini harus transparan dan jelas dalam hal harga dan margin keuntungan.
Akad Salam: Akad ini melibatkan pembayaran di muka untuk barang yang akan diserahkan di masa depan. Dalam akad salam, ketentuan mengenai kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan barang harus jelas.
Aplikasi Praktis dalam Konteks Kontemporer