Pada sisi lain, pengamat politik internasional berpendapat bahwa usulan Witkoff ini bisa dilihat sebagai upaya untuk memecah masalah kemanusiaan yang terjadi di Gaza, namun tetap mempertanyakan efektivitas dan implikasinya dalam jangka panjang. Sebagai negara yang sudah banyak menerima pengungsi dari berbagai belahan dunia, Indonesia dianggap memiliki kapasitas untuk memberikan tempat yang aman bagi warga Gaza, meskipun ada sejumlah tantangan yang harus dipertimbangkan.
Selama ini, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang vokal dalam mendukung Palestina. Sejak awal kemerdekaannya, Indonesia tidak pernah surut dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina di forum internasional. Indonesia bahkan telah menggelar berbagai inisiatif bantuan kemanusiaan dan politik untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, baik di tingkat regional maupun global.
Namun, terlepas dari solidaritas Indonesia terhadap Palestina, usulan relokasi sebagian warga Gaza ini tetap membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai peran Indonesia dalam konflik Timur Tengah. Sejumlah tokoh politik dan masyarakat pun berharap agar segala keputusan terkait hal ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan dan mempertimbangkan kepentingan nasional Indonesia.
Gencatan senjata yang berlangsung antara Israel dan Hamas pada 19 Januari 2025 memberikan harapan baru bagi masyarakat internasional untuk melihat solusi yang lebih damai dan konstruktif terhadap konflik ini. Proses rekonstruksi Gaza pun diharapkan dapat segera dimulai setelah situasi mereda, dengan bantuan dari berbagai negara dan organisasi internasional. Relokasi sebagian warga Gaza, meskipun masih berupa usulan, menjadi bagian dari diskusi yang semakin berkembang di tengah upaya membangun kembali wilayah yang hancur akibat perang.