Proses deteksi kapal induk USS Nimitz yang menghilangkan sinyal itu dilakukan dengan berbagai alat dan teknologi canggih yang dimiliki oleh TNI AL, termasuk radar dan sistem pengawasan maritim lainnya. Selain menjamin keselamatan operasi Angkatan Laut Indonesia, TNI AL juga perlu mengetahui keberadaan kapal-kapal asing yang beroperasi di sekitar perairan nasional. Dalam hal ini, Laksma Tunggul menekankan pentingnya kerja sama antara angkatan laut negara-negara di kawasan agar tercipta stabilitas dan keamanan maritim yang lebih baik.
Situasi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi TNI AL dalam mendeteksi dan mengawasi aktivitas kokoh dari kapal-kapal asing. Menurut Laksma Tunggul, upaya tersebut dilakukan demi menjaga kedaulatan dan kelangsungan fungsi laut sebagai sumber daya alam penting bagi Indonesia. Keberadaan kapal induk seperti USS Nimitz juga menunjukkan bahwa kegiatan perang dan latihan militer berlangsung di kawasan Asia-Pasifik, yang memperlihatkan dinamika geostrategis yang tak terelakkan.
Dalam konteks ini, TNI AL terus meningkatkan kemampuan dan profesionalisme angkatan lautnya. Sekolah-sekolah pelatihan dan program modernisasi armada menjadi bagian dari strategi penguatan untuk menghadapinya. Terlebih lagi di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk Laut China Selatan yang dekat dengan Indonesia.