Masih menurut VOAIndonesia.com, “DHS menambahkan bahwa "penumpang itu dijadwalkan terbang dengan pesawat lain dan diijinkan terbang. Ia memilih tidak melanjutkan perjalanan."
Di akhir pernyataan itu, DHS menggarisbawahi bahwa pihaknya berkewajiban memastikan bahwa setiap orang yang masuk ke Amerika akan disaring dan diperiksa secara ketat. "Kami menyesalkan ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang itu dan istrinya," ujar DHS merujuk pada Jenderal Gatot Nurmantyo dan istrinya Nenny.”
Jadi, Gatot Nurmantyo yang sudah mendapat visa yang sah kembali harus menjalani pemeriksaan. Artinya, visa yang sudah diperollehnya hangus. Karena hangus, Gatot ditolak. Setelah menjalani pemeriksaan ulang, barulah Gatot diperbolehkan lagi berangkat dengan menggunakan pesawat lainnya.
Apapun itu alasannya, Gatot sudah ditolak lebih dulu. Dan, keberangkatan Gatot ke AS adalah sebagai Panglima TNI yang mewakili negara Indonesia. Lantas, kenapa banyak yang menghinadina dengan begitu nistanya Gatot Nurmantyo dengan mengatainya baper.
Bapernya di mana? Dengan menyebut baper, seolah Jenderal Gatot masih ABG yang belum kuat mental.
Dan, kalau dicermati, tidak ada kata atau kalimat dari Lapan yang menuding Gatot baper. Karena di situ Lapan justru menjelaskan situasi secara detail yang memaksa Gatot untuk mengambil keputusan untuk membatalkan keberangkatannya. Kata kuncinya adalah “namun ia terlanjur ditolak naik ke pesawat”.
Informasi yang disampaikan oleh Lapan inilah yang kemudian diplesetkan atau disesatkan atau mungkin juga karena kekurang cerdasannya sehingga Gatot Nurmantyo dituding baper.
Sama seperti kasus “5.000 pucuk senjata”, peristiwa penolakan AS terhadap Gatot ini tidak mungkin bisa dipahami jika hanya membaca secuil berita media. Apalagi kalau cuma seuprit. Sudah begitu gagal paham pula.