Lha ... lha ... lha .. Kalau memang AS sudah mencium bau busuk dari kedatangan Gatot, kenapa tidak menyergapnya pas Gatot sudah ketemuan dengan si tokoh Islam radikal
Kan begitu modus yang dipakai AS waktu nangkap mata-mata China yang beroperasi di Ausie, Shery Yan. Yan dibiarkan masuk ke AS. Segala gerak-geriknya dipantau. Setelah yakin 100% baru FBI menangkapnya di New York.
Kalau Gatot ditangkap di AS gegara kepergok ketemuan dengan tokoh Islam radikal, linimasa bakal ramai dengan status “(Briking Niews) Panglima TNI Zaman Now Jenderal Gatot Nurmantyo Tercyduk di Washington DC.
Lha, wong di negara orang, orang asing bisa diapain saja.
Sewaktu Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada 2009 di London, semua delegasi, termasuk delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden SBY disadap. Semua disadap. Telepon disadap. Email ditembus. BBM juga. Facebook, Twitter, Skype, Friendster, Mlrc, dll.
Kalau pun tidak bisa nyadap, laptopnya yang digondol. Contohnya, pencuran laptop milik salah seorang rombongan Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang terjadi pada Februari 2011. Isinya, dokumen rahasia rencana kerja sama pertahanan Indonesia dengan Korea.
Orang luar mainnya memang begitu, tidak bisa main halus, main kasar. Beda sama kita yang kalau tidak bisa main kasar, main halus.
Pascapengunduran diri Michael Flynn sebagai penasehat keamanan AS pada Februari 2017 lalu, muncul sikap saling mencurigai di antara pejabat pemerintahan Donald Trump. Terlebih jika pejabat itu diketahui memiiki hubungan dengan orang-orang “blok Rusia”.
Tetapi, Gatot Nurmantyo beserta rombongan datang ke AS untuk memenuhi undangan Panglima Angkatan Bersenjata AS. Jenderal Joseph F. Dunford untuk menghadiri Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremist Organization yang digelar pada 23-24 Oktober di Washington DC. Dan untuk itu Gatot telah mengurus dan mendapatkan visa.
Bagi, AS, kasus penolakan terhadap Gatot Nurmantyo bukan ada pada birokrasi yang tidak profesional. Tetapi, karena adanya kesimpangsiuran informasi.
Dari kasus Flynn terungkap ada sejumah informasi penting yang sengaja ditutupi atau disesatkan. Akibatnya muncul desakan kepada dinas intelijen AS untuk meninjau kembali izin keamanan yang sudah diberikan kepada sejumah pejabat pemerintah.
Sebenarnya, kemungkinan yang paling masuk akal adalah adanya aliran informasi sesat yang diterima US CBP jelang keberangkatan Gatot. Itulah alasannya kenapa Gatot mendadak ditolak.
Nah, ini yang juga bikin gatel pengen nulis.
“Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika DHS Dave Lapan dalam pernyataan tertulis kepada VOA Senin pagi (23/10) mengatakan bahwa Kedutaan Besar Amerika di Jakarta telah memberitahu kantor Jenderal Gatot Nurmantyo yang dijadwalkan terbang ke Amerika untuk menghadiri suatu konferensi, bahwa karena protokol keamanan maka ketika ia tiba di bandara mungkin ada penundaan untuk naik ke pesawat. Upaya telah dilakukan oleh pihak bea cukai dan perlindungan perbatasan Amerika bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika di Jakarta untuk menyelesaikan isu tersebut sebelum orang nomor satu di militer Indonesia itu tiba, namun ia terlanjur ditolak naik ke pesawat.” (Sumber: VOAIndonesia.com)