Tampang

Peristiwa G30S 1965: Darah dan Kabut dalam Politik Indonesia

14 Mei 2025 18:44 wib. 19
0 0
Monumen Pancasila; Mengenang Peristiwa G30S PKI
Sumber foto: pinterest

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 merupakan salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia yang menandai berakhirnya era pemerintahan Presiden Sukarno. Pada malam tanggal 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, enam jenderal Angkatan Darat dan seorang perwira tersebut diculik dan dibunuh oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Gerakan 30 September. Peristiwa ini menimbulkan ketegangan dan instabilitas dalam kehidupan politik Indonesia, yang telah diwarnai oleh konflik antara pemerintah dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI, yang merupakan partai dengan basis massa yang cukup besar pada saat itu, sering kali terlibat dalam politik yang penuh intrik dan manipulasi. Meskipun berusaha memposisikan diri sebagai kekuatan yang memperjuangkan hak-hak rakyat, keberadaan PKI justru menambah kompleksitas dalam kehidupan politik di Indonesia. Stabilitas yang rapuh di bawah kepemimpinan Sukarno membuat perhatian semakin tersita oleh upaya berbagai pihak untuk menggulingkan kekuasaan, termasuk di dalamnya gerakan yang dipelopori oleh PKI.

Kudeta yang terjadi dalam G30S tidak hanya menjadi titik balik dalam sejarah politik Indonesia, tetapi juga melahirkan gelombang kekerasan yang meluas. Setelah pembunuhan para jenderal, tentara mulai melakukan operasi pembersihan terhadap anggota PKI dan para simpatisannya. Dalam waktu singkat, diperkirakan ratusan ribu orang dibunuh sebagai bagian dari operasi ini. Suasana ketakutan melanda seluruh masyarakat, di mana aktivitas sosial dan politik terhenti seiring dengan meningkatnya kecemasan publik yang mendalam.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?