Pilkada Jakarta 2024 telah berakhir dengan penuh gejolak. Tak hanya karena hiruk-pikuk pesta demokrasi, namun juga oleh klaim kemenangan dan tudingan kecurangan yang mengiringi proses tersebut. Pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, menyatakan bahwa terdapat dugaan kecurangan yang terjadi selama proses Pilkada Jakarta 2024. Mereka menegaskan bahwa kecurangan tersebut mempengaruhi hasil akhir dan menuntut transparansi yang lebih dalam proses penghitungan suara. Ridwan Kamil, dengan suaranya yang tegas, meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengusut tuntas dugaan kecurangan tersebut.
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 3, Pramono-Rano Karno, justru mengklaim kemenangan mereka. Mereka menggelar deklarasi kemenangan di tengah-tengah sorotan publik saat proses penghitungan suara masih berlangsung. Pramono-Rano menegaskan bahwa hasil-hasil hitung cepat yang mereka miliki menunjukkan bahwa mereka unggul, meskipun belum ada keputusan resmi dari KPU. Klaim kemenangan ini menimbulkan kehebohan di masyarakat dan menjadi bahan perdebatan sengit di berbagai platform media sosial.
Penyelenggaraan Pilkada Jakarta 2024 memang menuai kontroversi sejak awal. Dari adu program kerja, wacana kebijakan, hingga intrik politik, persaingan antar calon pun menjadi semakin memanas menjelang hari pemungutan suara. Kondisi ini semakin terasa ketika muncul dugaan-dugaan kecurangan dan klaim kemenangan yang saling bersaing, menambahkan ketegangan di tengah-tengah ibu kota.