Keterlibatan Korea Utara dalam konflik ini menjadi sorotan dunia. Informasi dari berbagai sumber intelijen menyebutkan bahwa lebih dari 3.000 tentara Korea Utara dikerahkan ke wilayah perbatasan Rusia-Ukraina sejak awal Maret 2025. Pasukan ini, menurut laporan militer Rusia, secara aktif terlibat dalam operasi darat dan dukungan logistik di sekitar Kursk.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, juga memberikan pernyataan balasan atas ucapan terima kasih Putin. Ia menyatakan bahwa negaranya akan terus mendukung sekutu utamanya, Rusia, dalam menghadapi “imperialisme Barat” dan “provokasi militer Ukraina yang didukung NATO.”
Meskipun dukungan militer Korea Utara menuai kecaman dari negara-negara Barat, Moskow tetap teguh pada sikapnya. Kremlin menyebut hubungan militer dengan Pyongyang sebagai bentuk solidaritas dan resistensi terhadap dominasi geopolitik Amerika Serikat dan sekutunya.
Beberapa analis politik menilai bahwa ucapan terima kasih Putin bukan sekadar bentuk apresiasi diplomatik, melainkan sinyal bahwa poros Rusia-Korea Utara-Tiongkok semakin menguat di tengah isolasi global yang dialami Rusia sejak invasinya ke Ukraina.