Tidak jarang, kritik terhadap demokrasi juga datang dari golongan yang merasa bahwa sistem ini tidak mampu memberikan keadilan yang sesungguhnya. Mereka berargumen bahwa dalam banyak situasi, demokrasi justru menciptakan ketidakpuasan di kalangan masyarakat religius. Keputusan-keputusan yang diambil melalui mekanisme pemungutan suara dapat menciptakan polarisasi dan konflik antara yang percaya pada ajaran agama tertentu dan mereka yang tidak. Dalam banyak kasus, hal ini mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat, di mana yang satu merasa terasing dan tidak diakui.
Oleh karena itu, kritik religius terhadap sistem demokrasi harus dipertimbangkan dengan serius. Meskipun demokrasi menawarkan banyak kelebihan, bagaimana sistem ini berinteraksi dengan nilai-nilai agama tetap menjadi perdebatan yang kompleks dan menyentuh banyak aspek kehidupan sosial dan politik. Dengan mengenali tantangan ini, kita dapat mengeksplorasi hubungan antara demokrasi dan agama dengan lebih mendalam, serta mencari titik temu yang bisa menjaga kedua nilai ini tetap harmonis.