Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia terus mempelajari kemungkinan bergabung dengan aliansi perdagangan BRICS dan sedang menimbang manfaat yang akan didapat negara tersebut dari keanggotaan tersebut.
BRICS adalah aliansi ekonomi yang terdiri dari lima negara berkembang, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Pada 1 Januari, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Iran, dan Ethiopia bergabung dengan blok tersebut, sehingga jumlah anggota total menjadi 10.
Marsudi menyatakan dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis bahwa sementara beberapa negara berkembang menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan BRICS, Indonesia tidak akan terburu-buru untuk membuat keputusan.
Indonesia telah lama diakui sebagai salah satu negara berkembang paling berpengaruh di dunia dan telah aktif dalam kerja sama ekonomi internasional. Bergabung dengan BRICS akan memberikan Indonesia akses ke pasar yang lebih besar dan berpotensi untuk memperkuat posisinya dalam kancah perdagangan internasional.
Salah satu pertimbangan utama untuk bergabung dengan BRICS adalah potensi ekonomi. Anggota BRICS memiliki ekonomi yang kuat dan terdiversifikasi. Ini dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan anggota lainnya, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.