Tampang

Indonesia Era Now: Kebebasan Menginjak-Injak Islam

5 Des 2017 10:55 wib. 3.279
0 0
saya pancasila

“Kan memang makin banyak orang, terutama para pemimpin tokoh-tokoh yang ngajak berantem Allah. Kalau saya ndak mau terlibat konflik dengan Dia. Beriman atau kafir itu bukan soal kemauan, tapi keniscayaan. Dia yang bikin saya, ya sudah saya ngikut saja sama Dia. Kecuali kalau saya yang bikin Dia, maka Dia jangan macem-macem sama saya, nanti saya bikin kaku lidahnya, atau saya cabut sehelai sarafnya, atau saya remote otaknya sampai gila, jalan telanjang di Thamrin dan Sudirman, atau pas pidato saya bikin gatal seluruh tubuhnya…” 

“Tetapi bukankah ada yang jelas sudah masuk penjara karena dianggap atau diklaim sebagai menistakan Agama?”

“Setahu saya itu kasus tafsir, bukan nash. Ranahnya konotasi, bukan denotasi. Kalau yang denotasi, malah belum ada risiko. Menghukum atas kasus tafsir itu pun karena terdesak atau terpaksa. Institusi yang memasukkannya ke dalam penjara sudah mengupayakan secara maksimal untuk tidak memasukkannya ke dalam penjara. Dan sesudah terpaksa masuk penjara, juga tidak ada pengakuan intelektual bahwa ia bersalah. Juga tidak ada kerelaan kultural dan politik bahwa ia masuk penjara”.


Daur II-289,
Bangkok, 3 Desember 2017

<1234>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

serangan cyber
0 Suka, 0 Komentar, 3 Jul 2017

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?