Ini bukan di Mesir.
Ini di Indonesia
Saya mengenal banyak Gubernur yang amat santun. Semua Gubernur di Papua termasuk yang sangat santun. Yang dulu maupun yang sekarang. Tapi, Gubernur yang baru mengkritik pers itu luar biasa santun. Itulah Gubernur NTB: Tuan Guru DR KH Zainul Majdi. Lebih akrab disebut Tuan Guru Bajang.
Gelar Tuan Guru di depan namanya, mencerminkan bahwa dirinya bukan orang biasa. Dia Ulama besar. Tokoh agama paling terhormat di Lombok sejak dari kakeknya. Sang kakek punya nama selangit. Termasuk langit arab: Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid
Di Makkah, sang kakek dihormati sebagai Ulama Besar. Buku-bukunya terbit dalam bahasa Arab. Banyak sekali. Di Mesir, juga di Lebanon. Menjadi pegangan bagi orang yang belajar agama di Makkah
Sang kakek adalah pendiri organisasi keagamaan terbesar di Lombok: Nahdlatul Wathan (NW). Setengah penduduk Lombok adalah warga NW. Di Lombok tidak ada NU.
NU-nya, ya NW itu.
Kini sang cucu lah yang menjadi pimpinan puncak NW.
Dengan ribuan madrasah di bawahnya
Pada zaman demokrasi ini, dengan mudah Tuan Guru Bajang terpilih menjadi anggota DPR. Semula dari Partai Bulan Bintang. Lalu dari Partai Demokrat. Dengan mudah pula dia terpilih menjadi Gubernur NTB. Dan terpilih lagi. Untuk periode kedua tahun ini
Selama karirnya itu, Tuan Guru Bajang memiliki track record yang komplit. Ulama sekaligus Umara.
Ahli Agama, Intelektual, Legislator, Birokrat, dan sosok santun. Tutur bahasanya terstruktur. Pidatonya selalu berisi. Jalan pikirannya runut. Kelebihan lain: masih muda, 43 tahun. Ganteng, berkulit jernih, wajah berseri, dan murah senyum. Masa depannya masih panjang, pemahamannya pada rakyat bawah nyaris sempurna
"Bapak Presiden," katanya di forum tersebut, saya mendengar pemerintah melalui Bulog akan membeli jagung impor 300.000 ton dengan harga Rp 3.000/kg
Lalu, ini inti pemikirannya: Kalau saja pemerintah mau membeli jagung hasil petani NTB dengan harga Rp: 3.000/kg, alangkah sejahteranya petani NTB. Selama ini, harga jagung petani di pusat produksi jagung Dompu, Sumbawa, NTB hanya Rp 2.000 sampai Rp 2.500 saja per kg