Tampang

Chaos, Siapa yang menskenariokannya?

10 Nov 2017 10:41 wib. 2.746
0 0
Chaos, Siapa yang menskenariokannya?

Berbeda dengan bentrokan yang terjadi sebelumnya, penolakan atas BN dan ASL di Garut telah mendesak Kokam Muhammadiyah turun gunung. Kokam memosisikan dirinya mendukung tabligh akbar dengan BN dan ASL sebagai penceramahnya. Artinya, Kokam menentang sikap PCNU Garut.

Malam 8 November 2017, sebuah foto sekumpulan orang berseragam Kokam tengah berjaga-jaga di salah satu ruas jalan di Garut. Foto tersebut menyebar setelah sebeumnya beredar foto ratusan orang berseragam Banser yang berkumpul di satu lokasi. Tidak jelas, apakah kedua foto tersebut terkait rencana tabligh akbar atau acara-acara lainnya.

Penyelenggaran tabligh akbar yang diisi oleh ceramah BN dan ASL di Masjid Agung Garut memang sudah ditolak oleh pengurus masjid. Namun, beredar informasi jika pelaksanaannya akan digeser ke tempat lain atau ditunda.

Tetapi, tabligh akbar yang diisi oleh BN, ASL, Felix, dan yang lainnya tidak akan berhenti di Garut, para pendakwah itu pastinya telah memiliki sederet agenda pengajian di sejumlah daerah. Melihat eskalasi yang terkadi belakangan ini, maka jika dalam waktu dekat terjadi peristiwa serupa, bisa diperkirakan ketegangan yang terjadi akan lebih sulit dikendurkan.

Melihat rentetan peristiwa yang berlangsung dalam waktu yang hampir berdekatan. Jika, tidak diredam, dalam waktu yang tidak lama lagi akan terjadi ledakan besar. Dan, kejadian ini pastinya tidak diinginkan oleh siapa pun, kecuali kelompok-kelompok tertentu yang akan diuntungkan.

Siapakah kelompok-kelompok yang di untungkan tersebut? Apakah mereka berada di belakang kursi kekuasan atau sebaliknya? Tidak jelas!

Pertanyaan besarnya, kenapa pengajian-pengajian itu baru beberapa bulan belakangan ini mendapat pelarangan dilarang?

Jika mengacu pada artikel yang diposting Nadir, Banser mengaku ditaruh di depan sebagai bamper bagi Polri dan pemerintah. Apakah pengakuan tersebut merupakan indikasi jika pelarangan-pelarangan tersebut dipesan oleh kelompok yang berada di balik kekuasaan? Dan, “berada di balik kekuasaan” bukan berarti penguasa itu sendiri.

Dari sederet pertanyaan-pertanyaan di atas pastinya akan memunculkan sejumlah skenario atau spekulasi. Hanya, saja cukuplah sampai ke pertanyaan-pertanyaan di atas. Biarkan skenario dan spekulasi berkeliaran di dalam benak.  

<123>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.