Politisi PSI Irma Hutabarat menilai bahwa rakyat Indonesia cenderung menyukai calon pemimpin yang sudah dikenal oleh mereka. Pandangannya ini berdasarkan fenomena yang kerap terjadi di dunia politik Indonesia, di mana calon pemimpin politik yang berasal dari keluarga politisi atau pemimpin terdahulu sering mendapat dukungan lebih besar dari publik. Pandangan ini, tentu saja, menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama terkait dengan stigma dinasti politik.
Dinasti politik, atau suksesi kepemimpinan yang diwariskan dari anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya, telah menjadi aspek yang lumrah dalam dunia politik Indonesia. Tak jarang, hampir dalam setiap pemilihan umum, kita melihat calon pemimpin yang berasal dari keluarga politisi atau tokoh-tokoh terdahulu. Hal ini memunculkan perdebatan tentang keadilan, kesetaraan dan kesempatan yang seharusnya terbuka bagi siapa pun yang memiliki potensi dan integritas untuk memimpin.
Pandangan Irma Hutabarat ini tentu direspon oleh berbagai pihak. Namun, yang menarik adalah tanggapan politisi PDIP, Adian Napitupulu, yang langsung menolak pandangan Irma dan memotong pemaparannya seakan ingin menepis stigma dinasti politik di Indonesia.